REAKSI FIKSASI DAN HIDROLISIS ZAT
WARNA REAKTIF JENIS VINIL SULFON
Sumber: Dr.Noerati,S.Teks,M.T,dkk,Bahan Ajar
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Teknologi Tekstil, Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil, Bandung, 2013
Jenis zat warna ini merupakan jenis
zat warna reaktif yang bereaksi dengan serat melalui mekanisme adisi
nukleofilik. Dilihat dari reaksinya, zat warna ini cocok untuk dicelup dengan
metoda pre pad alkali dan metoda all in yang pemasukan alkalinya didepan. Kelebihan
zat warna vinil sulfon adalah relatif lebih tahan laklai, tetapi kelemahannya
adalah hasil celupnya mudah rusak oleh pengerjaan dalam suasana alkali,
contohnya apabila hasil celupnya dilakukan proses pencucian dengan sabun dalam
suasana alkali dengan suhu yang terlalu panas maka ketuaan warnanya akan
sedikit turun lagi.
Mekanisme Pencelupan
Dalam
proses pencelupan reaksi fiksasi zat warna reaktif dengan serat terjadi
simultan dengan reaksi hidrolisis antara zat warna dengan air. Kereaktifan zat
warna reaktif meningkat dengan meningkatnya ph larutan celup. Oleh karena itu
pada dasarnya mekanisme pencelupan zat warna reaktif terdiri dari dua tahap.
Tahap pertama merupakan tahap penyerapan zat warna reaktif dari larutan celup
kedalam serat. Pada tahap ini tida terjadi reaksi antara zat warna dengan serat
karena belum ditambahkan aklai. Selain itu, karena reaksi hidrolisis terhadap
zat warna lebih banyak terjadi pada ph tinggi, maka pada tahap ini zat warna
akan lebih banyak terserap kedalam serat dari pada terhidrolisis. Penyerapan
ini dibantu dengan penambahan elektrolit.
Tahap kedua, merupakan fiksasi, yaitu
reaksi antara zat warna yang sudah terserap berada dalam serat bereaksi dengan
seratnya. Reaksi ini terjadi dengan penembahan alkai.
D –
Cl + Selulosa – OH → D – O – Selulosa + HCl
Na
OH + HCl → NaCl + H2O
|
Reaksi antara gugus OH dari serat
selulosa dengan zat warna reaktif dapat dgolongkan menjadi dua, yaitu:
a.
Reaksi
substitusi
Membentuk ikatan pseudo ester (ester
palsu) misalnya pada pencelupan serat selulosa dengan zat warna reakstif
Procion, Cibacron dan Levatix.
b.
Reaksi
adisi
Membentuk ikatan eter, misalnya pada
pencelupan serat selulosa dengan zat warna reaktif remazol.
Fator-faktor yang berpengaruh
Pada
pencelupan zat warna reaktif, 4 faktor utama perlu mendapatkan perhatian agar
dapat diperoleh hasil yag memuaskan. Keempat faktor tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Pengaruh
ph larutan
Fiksasi zat warna reaktif pada serat
selulosa terjadi pada ph 10,5 – 12,0. Pada ph tersebut zat warna reaktif yang
sudah terserap didalam serat akan bereaksi dengan serat. Seperti itulah
diterangkan diatas bahwa reaksi zat warna reaktif dengan serat selulosa terjadi
pada ph tinggi oleh adanya peambahan alkali. Walapun reaksi hidrolisis zat warna
reaktif dengan air terjadi pada ph yang tingi, namun reaksi hidrolisis tersebut
sangat sedikit kemungkinan terjadinya karena zat warna telah terserap kedalam
serat. Oleh karena itu, penambahan alkali dilakukan pada tahap kedua setelah
zat warna terserap oleh serat. Apabila alkali tersebut dilakukan pada proses
awal, maka kemungkinan besar akan tejadi hidrolisa.
b.
Pengaruh
Perbandingan Larutan Celup
Perbandingan larutan celup artinya
perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat bahan tekstil yang diproses,
penggunaan perbandingan larutan yang kecil akan menaikan konsentrasi zat warna
dalam larutan. Kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan tersebut akan
menambah besarnya penyerapan. Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan
untuk memakai perbandingan larutan yang kecil.
c.
Pengaruh
Suhu
Pada pencelupan dengan zat warna
reaktif maka penambahan suhu akan meyebabkan zat warna mudah sekali bereaksi
dengan air, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya afinitas zat warna dan
kemungkinan terjadi penurunan daya serap (substantivitas)
juga lebih besar sehingga dapat menurunkan efisiensi fiksasi. Kerugian karena
penurunan efisiensi fiksasi ini dapat diatasi dengan pemakaian pH yang terlalu
tingi, oleh karena itu faktor suhu pencelupan dan pH larutan celup memegang
peranan penting didalam proses pencelupan dengan zat warna reaktif. Zat warna
reaktif mempunyai kereaktifan tinggi, dicelup pada suhu kamar akan tetapi zat
warna reaktif yang mempunyai kereaktifan rendah memerlukan suhu pencelupan
minimal 70
.
d.
Pengaruh
Elektrolit
Pengaruh elektrolit pada pencelupan
zat warna reaktif seperti halnya pada zat warna direk. Makin tinggi pemakaian
elektrolit, maka makin besar penyerapannya. Jumlah pemakaia elektrolit hampir
mencapai sepuluh kali lipat dari pada pemakaian zat warna direk.
Zat Pembantu Pencelupan Selulosa dengan Zat
Warna Reaktif Panas
Zat pembantu yang
perlu ditambahkan pada larutan celup antara lain elektrolit (Na2SO4,
NaCl), Na2Co3 dan Pembasah. Selain itu dapat juga
ditambahkan zat pelunak air, zat anti crease mark dan zat anti reduksi. Fungsi
masing-masing zat adalah sebagai berikut :
Ø
NaCl berfungsi untuk
mendorong penyerapan zat warna
Ø
Na2Co3
berfungsi untuk fiksasi zat warna
Ø
Pembasah berfungsi
untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain sabun untuk proses
pencucian setelah proses pencelupan guna menghilangkan zat warna reaktif yang
terhidrolis yang ada dalam kain hasil celupan.
|
1 komentar:
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
Tommy.k
081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Plaas 'n opmerking