by : Irvan Handri setyo Budi
E-mail : budiirvan346@ymail.com
Institute of Textile Technology, Bandung IndonesiaBleaching
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan pigmen alam sehingga diperoleh bahan putih murni merata di seluruh kain mempersiapkan bahan untuk pencelupan atau pencapan dengan warna muda.
Proses ini dikerjakan pada bahan tekstil yang terbuat dar serat alam seperti kapas, wol dan sutera. Proses ini jarang dilakukan pada serat sintetik. Sebab serat sintetik tidak mengandung pigmen alam sehingga telah berwara putih sejak proses pemitalan.
Pigmen alam tidak dapat hilang pada proses pemasakan melainkan proses pengelantangan.
Proses pengelantangan dilakukan menggunakan zat oksidator dan reduktor. Zat ini menyerang gugus dengan ikatan rangkap pada pigmen sehingga bagian pigmen penghasil warna kekuningan atau kecoklatan pada bahan akan larut. Zat pengelantang oksidator yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida, natrium hipoklorit, natrium klorit, kaporit sedangkan zat redukor yang digunakan adalah sulfur dioksida dan garam hidrosulfit.
Selain menjadikan kain lebih putih, proses pemutihan optik juga dapat memberi efek cerah akibat peningkatan jumlah cahaya yang dipantulkan ke permukaan kain oleh zat pemutih optik.
Pengelantangan dan Pemutihan Optik
1. Pengelantangan Serat Selulosa
Serat alam umumnya berwarna kuning kecoklatan karena terdapatnya pigmen warna alam. Pigmen warna ini tidak bisa hilang selma proses pemasakan, tetapi hanya hilang bila dirusak melalui reaksi kimia oleh zat oksidator atau reduktor. Zat oksidator atau reduktor ini akan mendekomposisi katan rangkap dan terkonyugasi dari senyawa pigmen menjadi ikatan tunggal sehingga senyawa ini menjadi tidak berwarna dan dapat larut dalam air. Hal ini menyebabkan distribusi pemantulan cahaya oleh permukaan kain menjadi lebih sergam dan kain kelihatan lebih putih.
1. Natrium hipoklorit (NaOCl)
adalah zat oksidator yang paling kuat uang digunakan pada proses pengelantangan tekstil. Zat ini memiliki potensial redoks antara 1400-1550 Mv. Dalam pemakaiannya sering dikombinasikan dengan zat pengelantang lain. Umumnya mengandung 150-160 g/L klor tersedia. Zat ini mudah rusak bila penyimpannya dibiarkan terkena sinar matahari.
2. Hidrogen peroksida (H2O2)
adalah cairan tidak berwarna yang mudah larut dalam air dalam semua perbandingan campuran. Zat ini stabil apabila pH dibawah 7 dan semakin tidak stabil dengan bertambahnya alkalinitas. Karena itu di dalam larutan H2O2 ditambahkan zat penstabil yang mencegah terdekomposisi zat ini selama penyimpanan. Pada konsentrasi diatas 6% (w/w) dapat menyebabkan iritasi bila bersentuhan dengan kulit, apabila ini terjadi sebaiknya segera dicuci bersih dengan air.
3. Natrium Klorit (NaClO2) merupakan zat yang dapat mengelantang serat selulosa, sintetik dan serat campuran, penguraiannya tidak sensitif teradap ion logam sehingga kerusakan serat kecil, hasil pengelantangan dengan putih yang baik dan dapat menghilangkan kulit biji serat kapas. Namun bersifat korosif sehingga mesin yang digunakan harus dilapisi bahan tahan karat seperti molebdenum, titanium, gelas atau keramik. Jika dicampurkan dengan zat organik pada suhu yang lebih rendah dapat memicu timbulnya api.
4. Asam Parasetat (CH3CHOOOH)
digunakan untuk mengelantang serat-serat sintetik terutama serat yang tidak tahan pada kondisi pH alkali seperti poliester, selulosa asetat, selulosa triasetat, nilon dengan hasil putih yang baik dan tidak terdapat kerusakan.
2. Pengelantangan Serat Protein
Hidrogen Peroksida merupakan zat oksidator yang paling cocok untuk memutihkan serat sutera dan wol. Pengelantangan sutera dengan zat ini dapat dilakukan dengan kondisi yang lebih kuat dibandingkan untuk wol. Mekanisme proses pengelantangan sutera maupun wol dengan H2O2 sama seperti pada selulosa.
3. Pengelantangan Serat Buatan
1. Serat Rayon Viskosa, dikelantang menggunakan larutan NaOCl atau H2O2 0,3% pada proses simultan pemasakan pengelantangan pada suhu 70°C.
2. Serat Rayon Asetat, dapat dikelantang dengan NaOCl, karena larutan ini secara komersial terlalu alkali, sehingga untuk mencapai pH tidak melebihi pH 10 ditambahkan asam astetat.
3. Serat Nilon
Pengelantangan serat nilon biasanya dilakukan setelah proses pemantapan panas. NaOCL tidak dapat digunakan untuk mengelantang nilon pada Ph alkali atau netral karena dapat merusak merusak serat, sedangkan pada pH sedikit asam, maka perlu dilakukan roses anti-klor karena klor yang diserap .
4. Serat poliester
Serat poliester sudah berwarna putih sehingga jarang dikelantang. Namun demikian kadang juga dilakukan dengan menggunakan zat NaCLO2. Zat lain seperti NaOCL, H2O2 dan Na2S2O4 (natrium hidrosulfit) sama sekali tidak dapat memutihkan poliester.
5 Poliakrilat
Hampir semua serat poliakrilat dalam keadaan grey berwarna krem atau kekuningan. Untuk mendapatkan warna putih atau setelah dicelup meghasilkan warna cerah maka serat ini harus dikelantang. Zat pengelantang yang cocok adalah natrium klorit, namun apabila serat terkena sinar atau panas dalam waktu lama warna putih akan berubah kembali menjadi kuning. Perubahan ini dapat diatasi apabila menggunaka asam oksalat.
Reference: Suprapto Agus dkk, Teknologi Persiapan
Penyempurnaan, Sekolah Tinggi Teknologi Teksti, Bandung, 2005
2 komentar:
untuk mem-bleaching kain katun hanya menggunakan h2o2 saja? ataukah ada campuran lain? dan apakah bisa dilakukan dg cara sederhana? maksudnya tdk dg mesin2 khusus seperti di pabrik2 itu
Adakah cara sederhana untuk bleaching kinitting/grey katun dengan methode tanpa air panas...apa saja formulanya...ini wa saya...082185625869...bila ada yg berminat berpatner dalam formulanya....tks
Plaas 'n opmerking