Pemasakan atu Scouring

Scouring Machine, by: http://www.wtjohnson.co.uk/
by: Irvan Handri Setyo Budi
Institute Textile Technology, Bandung

Proses pemasakan bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang merupakan kotoran serat termasuk kotoran yang terjadi selama penyimpanan, karena zat-zat terssebut dapat menggangu dan menghalangi penyerapan pada proses selanjtnya seperti engelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan. 

Pada umumnya proses pemasakan hanya dilakukan pada serat-serat alam karena mengandung kotoran berupa lemak, malam, pektin,protein dan lain-lain. Sedangkan pada serat sintetik biasanya sudah bersih, proses pemasakan hanya bertujuan untuk menghilangkan minyak pelumas dari benangnya. 

Pemasakan Proses pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak, malam, pektin, dan lainnya dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada suhu mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang mempunyaisifat lemas dan daya serap yang baik. Tetapi warna-warna alam alam tidak dapat dihilangkan dengan cara pemasakan. 

Penyabunan tersebut akan menyebabkan kotoran lemak, minyak dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun yang larut dalam air dan memiliki sifat detergen untuk membentu menghilangkan kotoran dan zat lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan kerja zat aktif pemukaan. 

 Selama proses pemasakan dengan alkali yang terjadi adalah: 

1. Proses pelarutan zat putih telur atau zat-zat lain yang mengandung nitrogen (protein). Protein dalam kapas adalah sisa-sisa protoplasma yang tertinggal dalam lumen setelah selnya mati ketika buahnya membuka. Kadar protein dalam kapas sekitar 3% dan setelah pemasakan kadar nitrogen menjadi kira-kira 1/10 kadar aslinya. 

2. Penyabunan lemak dan malam menjadi sabun yang selanjutnya akan membantu sebagai zat pencuci dalam pemasakan. Kadar malam, lemak dalam kapas sekitar 0,5-1,0%. Lemak, minyak dan malam merupakan ester atau senyawa organik dengan berat molekul tinggi. Sehingga dapat dihidrolisa dengan alkali yang reaksinya disebut penyabunan. 

3. Proses perubahan pektin dan zat organik lainnya menjadi garam yang larut. Jumlah pektin dalam serat kapas sekitar 0,6-1,2% . Pektin merupakan karbohidrat dengan berat molekul tingi dan struktur rantai seperti selulosa. Selulosa pecah kedalam glukosa tetapi pektin terurai menjadi galaktosa, pentosa, asam poligalakturonant dan metil alkohol. 

4. Proses pelepasan kulit biji dan kotoran lain selama proses pembuatan kain atau penyimpanan melalui gerakan-gerakan mekanis alat dan penyabunan serta pendispresian oleh zat pemasak. 
Scouring Machine , by: http://www.wtjohnson.co.uk/
Pada prosese pemasakan perlu diperhatikan PH larutan atau jumlah alkali dan zat aktif permukaan, suhu, dan waktu proses tergantung dari jenis serat dan metode yang digunakan seperti dengan atau tanpa tekanan. Pemasakan dengan suhu diatas 100℃ apalagi dengan tekanan tinggiseperti pada jet dyeing atau kier ketel, besar kemungkinan akan terjadi kerusakan serat (oksiselulosa) akibat adanya alkali dan kontak dengan udara. Untuk mengurangi kerusakan serat perlu ditambahkan zat preduksi seperti NaHSO3 sekaligus dapat memberikan efek pemutihan bahan. Hasil pemasakan selain memperoleh daya basah yang baik hasilnyapun harus rata, agar dapat menjamin hasil proses pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan. 

Penghilangan yang efektif kotoran kapas terutama malam-malam adalah melalui pendidihan larutan 1-6% NaOH, Ca(OH)2 atau Na2CO3 . Pemilihan zat pembantu tekstil dalam alrutan alkali, hal yang peting untuk hasil yang baik, termasuk zat pelunak air atau khelat (pegkompleks ) seperti EDTA (Etilena-diamin-tetra-asetat) untuk melarutkan zat onorganik yang terdapat dalam ar sadah dan zat aktif permukaan anionik seperti natrium lauril sulfat sebagai detergen, pendispersi dan pengemulsi untuk menghilangkan malam-malam yang tidak dapat disabunkan. 

 Suatu alternatif proses pemasakan adalah menggunakan pelarut organik seperti tri-klorotelina atau toluen sebagai pelarut malam dan lemak. Teknik ini akan lebih efisien dan efektif dalam menghilangkan lemak,minyak dan malam. Tetapi kelemahan dari penggunaan pelarut organik adalah tidak membantu menghilangkan bagian kulit bijinya dan mudah terbakar serta beracun. 

 Pada kain rajut proses pemasakan dikerjakan dibawah kondisi pengerjaan kain tenun karena kain rajut mempunyai struktur yang lebih terbuka dan mudah dihilangkan kotoranya daripada kain tenun. Kadangkala proses pencelupan kain rajut dibawah kondisi alkali sekaligus dapat membantu penyabunan penyabunan lemak. 

Jadi untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak, minyak dan malam dapat dihilangkan dari bahan tekstil dengan tiga metode : 

1. dengan penyabunan menggunakan alkali tanpa merusak seratnya 
2. dengan pendispersian dan pengemulsian menggunakan sabun atau senyawa aktif permukaan seperti deterjen 
3. dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik 

contoh resep pemasakan dan pengelantangan kain kapas secara simultan : 

- NaOH 38°Be : 2-3 mL/L 
- H2O2 35% : 6 mL/L 
- Pembasahan : 1 mL/L 
- Stabilisator : 1mL/L 
- Suhu : 100°C - vlot : 1 : 15 
- waktu proses : 45 menit 
Proses Bleaching-Scouring secara simultan ,
by: http://www.wtjohnson.co.uk/

Untuk serat protein, seperti serat wol yang mengandung kotoran (± 40% atau lebih dari beratnya) dalam bentuk kotoran luar seperti debu, tanah rumput, kotoran binatang (protein) dan kotoran lain yang bersifat selulosa dihilangkan dengan cara karbonisasi dengan asam kuat seperti asam klorida atau asam sulfat. Sedangkan kotoran alam pada serat wol adalah lemak atau malam yang timbul bersamaan dengan tumbuhnya serat wol. Karen wol sensitif dengan alkali kuat dan suhu tinggi maka pemasakan dilakukan dengan alkali lemah seperti sabun 2-4% dan soda abu 2%, amoniak atau amonium klorida. Dengan suhu 40-45°C dengan gerakan mekanik sedikit mungkin untuk menghindari penggumpalan. 

 Proses pemasakan bahan wol dapat dikerjakan pada tahap-tahap berikut : 

1. Pada serat wol mentah untuk menghilangkan kotoran-kotoran alam 
2. pada benang wol pemasakan dilakukan untuk menghilangkan zat-zat yang ditambahkan pada saat pemintalan 
3. kain tenun, pemasakan dilakukan untuk menghilangkan zat-zat yang ditambahkan pada saat proses pertenunan .

Serat sutera mentah mempunyai pegangan yang kasar dan warna yang suram karena mengandung serisin (C15H25O8N5)n dengan kadar 22-25% untuk menghilangkan serisin tersebutdapat menggunakan larutan asam dengan pH dibawah 2,5 dan alkali dengan pH diatas 9,5 atau mengunakan asam organik seperti asam tartart karena asam organik aka menghidrolisa protein secara random. 

Pemeriksaan hasil proses pemasakan dapat dilakukan dengan beberapa cara : 
1. Uji daya basah 
2. Uji pengurangan berat, dihitung presentase pengurangan berat bahan sebelum dan sesudah proses pemasakan 
3. Uji sisa kadar lemak atau malam pada bahan

Reference: 
- Suprapto Agus dkk, Teknologi Persiapan Penyempurnaan, Sekolah Tinggi Teknologi Teksti, Bandung, 2005
- http://www.wtjohnson.co.uk/

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: