Wol Fiber

Serat wol merupakan serat bulu yang berasal dari biri-biri, sehingga sering disebut serat protein. Jenis biri-biri yang diternakkan akan mempengaruhi sifat seratnya seperti diameter ,panjang serat, kekuatan, kilau, keriting, warna dan banyaknya kotoran pada serat.
Memiliki panjang mulai 2,5 cm sampai 35 cm dengan diameter 10 sampai 70 mikron. 1 mikron sama dengan 0,001 mm.  Penggolongan serat wol dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1. Wol halus
2. Wol sedang
3. Wol kasar

Wol halus
Memiliki sifat halus, lembut, kuat, elastik dan keriting, sehingga dapat dibuat menjadi benang halus dari Ne3 60 Keatas.
Jenis biri-biri penghasil wol halus adalah Merino Spanyol. Merino Jerman, Merino Perancis, Merino Australia, Merino Afrika Selatan, Merino AS, Merino Amerika Selatan.

Wol sedang
Dihasilkan dari biri-biri inggris. Sifatnya lebih kasar dibanding wol halus namun lebih panjang dan berkilau. Wol inggris digolongkan dalam:

1.  Wol Luster, Seratnya panjang, kuat dan berkilau. Dihasilkan dari jenis biri-biri jenis Lincoln, Leiceter dan Chevoit.
2. Wol Down, Sertnya lebih pendek, lebih haus dan kurang berkilau dibandingkan dengan wol luster. Dihasilkan dari biri-biri Southdown, Shrosphire, Suffalk dan Hampshire.
3. Mountain Breeds, Memiliki serat panjang dan kasar. Dihasilkan dari biri-biri jenis Scottish, Blackface dan wels mountain.
4. Wol Crossbred. Dihasilkan dari jenis biri-biri persilangan Merino atau Rambouillet dengan biri-biri yang menghasilkan wol panjang.

Wol Kasar atau Permadani
Dihasilkan dari biri-biri yang hidup dalam kondisi primitif yang banyak ditemukan di daerah Asia seperti Timur tengah, India dan Pakistan.
Leicester
Dibawah ini adalah beberapa jenis biri-biri yang diambil bulunya sebagi bahan dasar serat wol
Lincoln
Merino
oxford
rambouillet
Selain penggolongan diatas, Wol dapat digolongkan lagi berdasarkan cara mendapatkannya yaitu wol cukur (fleece wool) dan wol cabut (pulled wool).

Wol cukur (fleece wool), diperoleh dari pencukuran pada saat musim semi. Pencukuran dapat menggunakan mesin-mesin pencukur bulu atau manual dengan tangan. Hasil pencukuran dari setipa bagian tubuh biri-biri akan memiliki perbedaan. Bulu terbaik biasanya berada pada dekat kepala.  Biri-biri betina menghasilkan wol kira-kira 60-70 % dari biri-biri jantan. Berikut adalah beberapa urutan kualitas wol dilihat dari bagian tubuh biri-biri.

Wol cabut (pulled wool).Diperoleh pada pencabutan dari kulit biri-biri yang telah dismbelih atau mati. Pemisahan serat dari kulit biri-biri dapat dilakukan seperti berikut:
1. Perendaman dalam larutan Na2CO3 sampai 3 hari
2. Penghilangan kotoran berupa zat padat dengan cara mekanik.
3. Pelunakan akar, dengan cara menggantungkan kulit biri-biri selama 4-8 hari dalam ruangan yang suhu dan kelembabanya diatur. Maupun dengan cara penggunaan Natrium Sulfida dalam larutan kapur pada bagian dalam kulit.
4. Pencabutan, dengan tangan atau dengan bantuan pisau.

Morfologi Serat Wol
Apabila dilihat dari mikroskop, serat wol mirip dengan rambut manusia, bersisik menghadap keatas. Terdisi dari protein yang dibentuk dari karbon, hidrogen, oksigen dan belerang.

Dan beberapa peneliti mengatakan bahwa serat wol adalah salah satu serat yang memiliki struktur paling rumit dari semua serat tekstil

 Struktur Fisika serat Wol
Serat wol terdiri dari dua-tiga lapisan yaitu:
1. Kutikula, yang merupakan lapisan terluar, terdiri dari sisik-sisik tanduk pipih yang saling bertumpuan seperti susunan genting. Ujung sisik menunjuk ke ujung serat.
2. Corter, yang merupakan bagian yang lebih dalam, terbentuk dari bercah-bercah berbentuk jarum kecil yang disebut sel-sel kortikel. Bagian ini merupakan 90% dari serat.
3. Beberapa wol yang sangat kasar memiliki medulla yang berupa saluran kosong atau terisi dengan susunan sel seperti rumah lebah.

 Serat wol memiliki sifat eriting alam yang berdimensi tiga. Keriting tersebut akibat perkembangan sel-sel kortikel yang tidak sama dan bervariasi dengan kehalusan serat. Serat yang halus mempunyai pengeritingan sebanyak 75 tiap cm, sedangkan wol kasar lebih sedikit.

Wol adalah serat bi-komponen yang terjadi dari dua komponen yang berdampingan. Kedua komponen tersebut memiliki daya gelembung yang berbeda apabila basah. Pada waktu basah pengeritingan lebih sedikit dari pada waktu kering. Keriting tersebut memberikan daya kohesi yang baik dengan lenting dan pegangan yang enak.

Serat wol memiliki sifat bergelombang seperti pegas oleh karena itu apabila serat diregangkan maka akan lurus, namun apabila dilepaskan akan kembali bergelombang.

Struktur Kimia serat Wol
Wol merupakan jenis protein yang disebut keratin. Keratin terjadi dari beberapa asam amino yang digabungkan membentuk rantai polipeptida yang diikat silang dengan ikatan sistina dan ikatan garam. Ikatan ikatan silang inilah yang menyebabkan wol bersifat lenting dan mudah kembali kebentuk semula.
Analisa kimia menunjukkan bahwa wol terdiri dari :
                        Karbon: 50 %
                        Hidrogen: 8%
                        Nitrogen: 16,5%
                        Sulfur:3,5%
                        Oksigen:22%.
Angka diatas adalah kira-kira saja karena wol tidak homogen. Kadar hidrogen dan sulfur berbeda antara satu serat dengan yang lain karena disebabkan oleh pengaruh sinar matahari atau perbedaan jenis makanan yang dikonsumsinya. dibawah ini adalah struktur molekul dari serat wol atau komposisi serat wol

Sifat-sifat Serat
Sifa Fisika
1. Konduksi Panas, Wol adalah suatu bahan konduktor panas yang jelek. Faktor utama yang menyebabkan wol terasa hangat karena adanya udara disela-sela serat pada benang atau kain. Adanya udara diakibatkan dari seratnya yang keriting. Karena bersifat keriting atau rua, benang atau kainnya tidak dapat mempat padat.

2. Penterapan lembab, Wol bersifat higroskopis, tetapi serat tersebut juga melepaskan uap air secara perlahan-lahan. Sewaktu wol menyerap uap air akan timbul panas. Penyerapan uap berhubungan erat dengan sifat hangatnya. Serat wol tidak menyerap air dengan cepat bahkan sering menolaknya, tetapi serat wol akan menyerap uap air dari badan atau udara sekitarnya tanpa terasa basah, meskipun penyerapannya mencapai 30% dari berat serat.

3. Kelentingan
Serat wol memiliki Sifat lenting yang baik terutama dalam keadaan kering. Sifat lenting yang baik in dapat membentu wol dalam perawatan yang artinya meringankan dalam penyetrikaan.

4. Kekuatan dan mulur
Serat wol lemah, tetapi kain wol sangat awet. Kekuatannya berkisar antara 1,2-1,27 gram per denier. Hal ini dikarenakan bagian amorfnya sangat besar. Kain wol bersifat awet karena daya mulurnya yang besar, daya tekukknya baik dan tahan terhadap gesekan. Apabila serat diregangkan,maka serat akan melurus dari kekeritingan, peregangan lebih lanjut menyebabkan serat akan mulur hingga 30% dari panjang semula.  Serat wol sangat lentur, dapat dibengkok-bengkokkan sebanyak 20.000 kali dan tidak patah.

5. Menggumpal
Menggumpal atau felting adalah istilah yang digunakan untuk pemengkeretan dan penaikkan kerapatan. Wol merupakan serat alam yang dapat mengumpal. Hal tersebut terjadi waktu serat wol diberi uap air dan gesekan. Agar serat dapat menggumpal harus mempunyai permukaan bersisik, mudah direganngkan dan mempunyai daya kembali dari perubahan bentuk. Sifat menguntungkan dari felting adalah serat dapat dimanfaatkan untuk membuat kain secara langsung dari serat tanpa harus memintalnya terlebih dahulu menjadi benang.

6. Tahan api
Kain yang terbuat dari serat wol cenderung tahan terhadap api dibanding dengan serat-serat alam lainnya, sehingga banyak diaplikasikan dengan penggunaan yang berkaitan dengan resiko panas tinggi.s

Sifat Kimia
1. Pengaruh Air dan uap
Didalam air serat wol akan menggelembung dan derajad penggelembungan tergantung pada suhu air dan regangan. Dalam air dingin atau hangat, serat wol menggelembung 10% 9wol yang rusak karena zat-zat kimia dapat menggelembung sampai 20% atau lebih, tetapi setelah akan kembali kediameter semula. Ini berarti wol akan mengkeret kalau kena air. Pada air diatas 120 derajat celcius, dan dengan tekanan maka wol akan rusak. Uap air dalam waktu singkat tidak merusakknya namun dalam keadaan lama akan merusak.

2. Asam dan basa
Wol bersifat amfoten, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan basa. Wol tahan asam, kecuali asam pekat yang panas akan meyebabkan kerusakan. Wol mudah dirusak dengan alkali. Didalam larutan NaOH 5% yang mendidih, wol akan segera larut.

3. Garam
Garam-garam yang bersifat asam atau alkali akan berpengaruh terhadap wol seperti asam atau akali. Garam organik netral juga berpengaruh pada wol . Garam-garam seperti Magnesium dan kalsium pada air sadah dalam pendidihan lama akan menimbulkan warna kuning pada wol.

4. Zat oksidator
Wol akan rusak oleh oksidator seperti kaporit yang diakibatkan terputusnya ikatan lintang sistina.

5. Pengaruh Bakteri, jamur dan serangga
Wol relatif tahan terhadap serangan jamur bahkan bakteri, namun wol mudah diserang serangga ngengat pemakan serat.

Dibawah ini adalah beberapa jenis biri-biri yang lain yang juga diambil serat wolnya
southdown
 
Angora


Vicuna
Alpaca
Guanaco


oleh: Irvan Handri S.B
        Sekolah tinggi Teknologi Tekstil
         budiirvan346@ymail.com

dirangkum dari sumber bacaan:

Jumaeri.,S.Teks, dkk, Pengetahuan Barang Tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung, 1977.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: