Yarn's Quality

Beberapa evalusi yang penting digunakan untuk menilai mutu benang adalah kerataan atau ketidak rataan, kenampakan dan kekuatan benang.

1. Kerataan Benang
Kerataan sangat tergantung dari beberapa fsktor yaitu panjang serat pembektuknya, kehalusan serat dan distribusi serat (variasi atau kesamaan jumlah serat pada penampang benang sepanjang benang) yang mengisi benang. Ketidakrataan benang juga dapat disebabkan oeh cacak mekanik, penyetelan yang kurang baik dan perawatan yang jelek dari mesin pemintalan.
Benang tekstil tersusun dari serat pendek atau stapel dan serat panjang yang disebut filamen. Seperti misalnya benang dari serat kapas, yang memiliki serat pendek cenderung memiliki kenampakan yang kasar. Berbeda halnya dengan serat yang panjang cenderung memiliki sifat halus dan rata.
Benang yang terbuat dari serat filamen umunya sangat rata dibanding dengan serat stapel. Tetapi terkecuali dengan kain yang terbuat dari sutera filamen memiliki kerataan yang kurang dibanding dengan dengan kain yang terbuat dari filamen sintetis. Hal ini dikarenakan  kerataan dari serat filamen sutera kurang dibandingkan dengan kerataan filaen serat sintetis.
uster evenes tester
Kain yang terbuat dari benang stapel mempunyai daya penutup kain yang lebih besar dibanding filamen. Kain memiliki bulu-bulu dari sifat benangnya yang menutupi celah-celah diantara benang pada kain. Alat yang dapat digunakan untuk menilai kerataan benang adalah uster Evenes Tester.

2. Kenampakan Benang
Kenampakan atau yang biasa disebut yarn apperance meliputi  kebersihan, kilap dan kelicinan benang.
Kebersihan benang dinilai dari banyak sedikitnya kotoran seperti kulit biji, sisa daun, ranting, dan kotoran lainnya yang terbawa dalam serat. Sifat kilap dari benang adalah kemampuan benang tersebut untk memantulkan kembali sinar yang jatuh pada permukaan benang. Kilap maksimum pada benang dapt dicapai apabila letak antar kedudukan serat-serat benang sejajar dengan sumbu benang. Antihan atau twist yang diberikan pada benang akan mengurangi kilap benang. Sehingga dapat dikatakan bahwa kilap benang akan lebih tinggi pada benang yang terbuat dari serat filamen. Kemudian untuk penilaian benang terhadap sifat kelicinan merupakan kenampakan benang yang dipegaruhi oleh bulu serat pada permukaan benang. Benang pintal cenderung memiliki bulu yang berupa ujung serat yang tidak terikat dan mencuat keluar. Benang yang terdiri dari serat panjang, permukaan benangnya relatif lebih licin dibanding dengan benang yang terbuat dari serat pendek.
Benang yang terbuat dari serat-serat pendek stapel cenderung memiliki permukaan yang berbulu karena serat pendek tersebut cenderung untuk  melawan twist yang diberikan sehingga seratnya akan keluar.
yarn inspector
Penilaian kenampakan benang pintal dapat dilakukan dengan menggunakan alat yarn inspector. Yaitu alat yang dapat digunakan untuk menilai kenampakan benang dengan cara membandingkan dengan standar grade benang.

3. Kekuatan benang
Kekuatan benang pintal selalu lebih rendah dibanding dengan jumlah kekuatan dari setiap individu seratnya. Misalnya suatu benang viskose rayon yang terdiri dari serat-serat dengan jumlah rata-rata 80 helai dengan kekuatan setiap serat 5 gram, maka kemungkinan potensi kekuatan seharusnya sekitar 400 gram. Namun pada kenyataannya dibawah nilai tersebut atau bahkan kurang dari setengahnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor:

1. Letak serat benang mempunyai sudut yang  tertentu mengahadap sumbu benang yang diakibatkan oleh pemberian antihan. Sehingga disini kita melihat bahwa tidak semua serat menunjang kekuatan benang karena hanya serat yang dalam keadaan tegang saja yang menunjang kekuatan benang melawan gaya tarik.

2. Benang mula-mula akan putus ditempat paling lemah. Hal ini dikarenakan serat akan menderita tarikan pada bagian tertentu sehingga tidak semua serat mendapatkan gaya.

3. Pada benang pintal, putusnya benang tidak terlalu diakibatkan oleh putusnya serat, tetapi dapat diakibatkan oleh tergelincirnya serat (fibre slippage).

Kekuatan benang dalam kain merupakan faktor yang sana penting, karena selama pembuatannya, kain akan mengalami tegangan dan gesekan sehingga terkadang pada proses pertenunan, benang lusi diberikan kanji untuk menambah kekuatannya. Serat pembentuk benang, panjang , banyaknya antihan dan kehalusan sangat mempengaruhi kekuatan benang tersebut. Namun harus tetap di ingat bahwa semakin banyak puntiran pada benang akan semakin tinggi pula kekuatannya namun pada batas tertentu karena apabila semakin bertambah terus puntiran tersebut, maka benang akan putus.

Alat pengukur kekuatan benang dapat menggunakan alat yang bernama pendulum tester, alat incline Plane Tester atau mesin Stain Gauge.

alat pendulum tester
oleh: Irvan Handri S.B
         budiirvan346@ymail.com
         High School Textile Technology, Ministry of Industry Republic Indonesia

disalin dan diringkas dari:  Jumaeri,dkk, Pengetahuan Barang Tekstil, STT.Tesktil, Bandung
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: